Selasa, 29 April 2014

Analisis Isi


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Analisis Isi
Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis ini biasanyya digunakan pada penelitian kualitatif. Analisis secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisi mengenai teks, tetapi di sisi lain analisis juga digunlakan untuk mendeskrepsikan pendekatan analisis yang khusus. Menurut Holsti, analisis ini adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasikan berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis, dan generalis. Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data. Generalis artinya penemuan harus memiliki refrensi teoritis. Informasi yang didapat data analisis isi dapat dihubunbkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi yang tinggi. Analisis ini harus dibedakan dengan berbagai metode penelitian lain di dalam penelitian  tentang pesan, yang sifatnya meneliti pesan yang talent (tersembunyi), kualitatif dan prosedurnya yang berbeda. Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi, maupun bahan-bahan semua dokumentasi lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik atau metode penelitian.[1]
Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut:
1.      Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku,surat kabar, pita rekaman, naskah atau manuscript).
2.      Ada keterangan pelengkap atau kerangka tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
3.      Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau data-data yang dikumpulkannya karena sebagaian dokumentasi tersebut sangat khas atau spesifik.
  1. Beberapa Bentuk Klasifikasi Analisis Isi
Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi sebagai berikut:
1.      Analisis isi pragmatis, yaitu klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebab akibatnya. Misalnya, beberapa kali suatu kata diucapkan yang dapar mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap produk pasta gigi A.
2.      Analisis isi semantic, dilakukan mengklasifikasikan tanda menurut maknaanya. Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
a.       Analisis penunjukan (designation), menggambarkan frekuensi seberappa sering objek tertentu (orang, benda, kelompok, konsep) yang dirujuk.
b.      Analisis penyifatan (attributions), menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi dirujuk (misalnya referensi kepada ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dan sebagaainya).
c.       Analisis pernyataan (assertions), menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus. Analisis ini disebut tamatik. Contohnya, refrensi perilaku nyontek di kalangan mahasiswa sebagai maling, pembohong dan sebagainya.
d.      Analisis sarana tanda (sign-vechile) dilakukan untuk mengklasifikasi isi pesan sifat psikofisik dari tanda, misalnya beberapa kali muncul kata cantik, dan kata seksi.[2]
Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana symbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagaimana symbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Analisis isi memerlukan peneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk meeajut fenomena isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh orang pada umumnya.
  1. Prosedur Analisis Isi
Analisis isi juga dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi pada level atau kalimat. Analisis isi memiliki prosedur yang spesifik dan berbeda dengan metode penelitian lain. Beberapa prosedur analisis isi yang biasa dilakukan dadalah sebagai berikut:
1.      Perumusan Masalah. Analisis isi dimulai dengan rumusan masalah penelitian yang spesifik. Misalnya, “Bagaimana kualitas pemberitaan surat kabar di Indonesia?”
2.      Pemilihan Media (sumber data). Peneliti harus menentukan sumber data yang relevan dengan masalah penelitian. Suatu observasi yang mendalam terhadap perpustakaan dan berbagai media massa seringkali akan membantu penentuan sumber data yang relevan. Peenentuan periode waktu dan jumlah media yang diteliti (sample) bila jumlahnya berlebihan, juga penting titentukan pada tahap ini.
3.      Definisi Operasional. Definisi operasional ini berkaitan dengan unit analisis. Penentuan unit analisis dilakukan berdasarkan topic atau masalah riset yang telah ditentukan sebelumnya.
4.      Pelatihan Penyusunan Kode dan Mengecek Realiabilitas. Data kuantitaif yang diperoleh dengan analisis isi dapat dianalisis dengan teknik statistic yang baku. Penulisan laporan dapat menggunakan  format akademis yang cenderung baku dan menggunakan prosedur yang ketat atau dengan teknik pelaporan popular versi media massa atau buku.data dianalisis juga dalam bentuk Coding Sheets.[3]
  1. Tahap-tahap Analisis Isi
Untuk melakukan penelitian analisis isi, diperlukan beberapa tahap sebagaimana berikut:
1.      Pernyataan penelitian atau Perumusan Masalah
Pertanyaan penelitian dapat disebut sebagai kunci pembuka kegiatan penelitian sehingga memungkinkan peneliti secara leluasa melihat permasalahan yang terjadi. Setidaknya ada tiga komponen yang perlu ditampakkan, yaitu suatu hal yang dikaji dan terdokumentasi, pada media tertentu, dan berada pada periode tertentu. Contoh pertanyaan penelitian: “Sejauh mana netralitas pemberitaan pemilihan Gubernur DKI yangh disajikan oleh Surat Kabar Rupublika dan Koran Tempo pada edisi 1 Juni sampai dengan 30 September 2012?”.
2.      Pemilihan Media (Sumber Data)
Peneliti harus menentukan sumber data yang relevan dengan masalah penelitian. Suatu observasi yang mendalam terhadap perpustakaan dan berbagai media massa seringkali akan membantu penentuan sumber data yang relevan. Penentuan periode waktu dan jumlah media diteliti (sampel), bila jumlahnya berlebihan juga penting untuk ditentukan pada tahap ini. Pada contoh di atas, maka sumber data berasal dari pemberitaan Republika dan Koran Tempo. Sedangkan periode waktunya hanya antara 1 Juni sampai dengan 30 September 2012.[4]



3.      Definisi Operasional
Definisi Operasional ini berkaitan dengan unit analisis. Penentuan unit analisis dilakukan berdasarkan topic atau masalah riset yang telah ditentukan sebelumnya.
4.      Penyusunan Kode atau Mengecek Reabilitas
Kode dilakukan untuk mengenali ciri-ciri utama kategori. Idalnya dua atau lebih kode sebaiknya meneliti secara terpisah dan realibitasnya dicek dengan cara membandingkan satu demi satu kategori.
5.      Analisis Data dan Penyususnan Laporan
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disusun laporan penelitian dengan menggunakan format sesuai kaidah akademis.
6.      Karakteristik
Adapun karakteristik khas dari metode nalisis isi adalah:
a.       Penelitian analisis isi menggunakan media sehigga praktis hanya terjalin dalam hubungan antara peneliti dan objek non manusia yang ditelitinya. Peneliti tidak dapat mengintervensi obhek yang diteliti. Ini berbeda dengan metode riset yang lain, misalnya wawancara dan observasi.
b.      Penelitian dengan metode analisis isi bias dilakukan oleh peneliti di tempat kerjanya. Peneliti tifdak harus turun ke lapangan karena semua bahan penelitian dapat dihadirkan atau dikumpulkan di tempat peneliti. Dengan pertimbangan tempat yang demikian, peneliti dengan metode analisis isi memiliki keleluasaan waktu dalam pengerjaannya.[5]
c.       Penelitian metode analisis isi hanya berkait dengan data terdokumentasi yang secara eksplisit terekam indera manusia. Data yang demikian cenderung tidak akan berubah dan imun terhadap intervensi peneliti.
d.      Riset analisis isi cenderung lebih murah dibandingk dengan metode penelitian yang lain dan sumber data lebih mudah diperoleh.
e.       Analisis isi ddapat dilakukan ketika penelitian survey tidak dapat dilakukan.[6]
  1. Kelebihan dan Kekurangan Analisis Isi
Kelebihan analisis isi:
1.      Tidak dipakainya manusia sebagai objek penelitian sehingga analisis isi baisanya bersiafat non-reaktif karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisis kuesioner atau dimintqa datang ke laboratorium.
2.      Analisis isi dapat digunakan ketika penelitian survey tidak dapat dilakukan.
Kekurangan analisis isi:
a.       Kesulitan menentukan sumber data yang memuat peas-pesan yang relevan dengan permasalahan.
b.      Analisis isi tidak dfapat dipkai untuk menguji hubungan anatar variable, dan tidak dapat melihat sebab akibat hanya dapat menerima kecenderungan (harus dikombinasikan dengan metode penelitian lain jika ingin menunjukkan hubungan sebab-akibat).[7]









[1] Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana prenada media group, 2008), hlm. 155 – 156.

[2] Ibid., hlm 58.
[3] Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana prenada media group, 2007), hlm.247.
[4] Ibid., hlm 248.
[5] Ibid., hlm 249.
[6] Ibid., hlm 249.
[7] Rakhmat ,Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi, ( Rosdakarya: Bandung, 1999) hlm 247.