BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Analisis Isi
Analisis isi (content analysis) adalah
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis ini biasanyya digunakan pada
penelitian kualitatif. Analisis secara umum diartikan sebagai metode yang
meliputi semua analisi mengenai teks, tetapi di sisi lain analisis juga
digunlakan untuk mendeskrepsikan pendekatan analisis yang khusus. Menurut
Holsti, analisis ini adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan
mengidentifikasikan berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif,
sistematis, dan generalis. Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang
apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa.
Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang
diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data.
Generalis artinya penemuan harus memiliki refrensi teoritis. Informasi yang
didapat data analisis isi dapat dihubunbkan dengan atribut lain dari dokumen
dan mempunyai relevansi yang tinggi. Analisis ini harus dibedakan dengan
berbagai metode penelitian lain di dalam penelitian tentang pesan, yang sifatnya meneliti pesan
yang talent (tersembunyi), kualitatif dan prosedurnya yang berbeda. Analisis
ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat
kabar, berita radio, iklan televisi, maupun bahan-bahan semua dokumentasi lain.
Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik
atau metode penelitian.[1]
Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat
berikut:
1.
Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan
yang terdokumentasi (buku,surat kabar, pita rekaman, naskah atau manuscript).
2.
Ada keterangan pelengkap atau kerangka tertentu yang
menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
3.
Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah
bahan-bahan atau data-data yang dikumpulkannya karena sebagaian dokumentasi
tersebut sangat khas atau spesifik.
- Beberapa Bentuk Klasifikasi Analisis Isi
Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi sebagai
berikut:
1.
Analisis isi pragmatis, yaitu klasifikasi dilakukan terhadap
tanda menurut sebab akibatnya. Misalnya, beberapa kali suatu kata diucapkan
yang dapar mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap produk pasta gigi A.
2.
Analisis isi semantic, dilakukan mengklasifikasikan tanda
menurut maknaanya. Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
a.
Analisis penunjukan (designation), menggambarkan
frekuensi seberappa sering objek tertentu (orang, benda, kelompok, konsep) yang
dirujuk.
b.
Analisis penyifatan (attributions), menggambarkan
frekuensi seberapa sering karakterisasi dirujuk (misalnya referensi kepada
ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dan sebagaainya).
c.
Analisis pernyataan (assertions), menggambarkan
frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus.
Analisis ini disebut tamatik. Contohnya, refrensi perilaku nyontek di kalangan
mahasiswa sebagai maling, pembohong dan sebagainya.
d.
Analisis sarana tanda (sign-vechile) dilakukan untuk
mengklasifikasi isi pesan sifat psikofisik dari tanda, misalnya beberapa kali
muncul kata cantik, dan kata seksi.[2]
Dalam penelitian kualitatif,
penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana symbol-simbol yang
ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagaimana
symbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Analisis isi memerlukan
peneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk meeajut fenomena
isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh orang pada umumnya.
- Prosedur Analisis Isi
Analisis isi juga dapat dilakukan
dengan menghitung frekuensi pada level atau kalimat. Analisis isi memiliki
prosedur yang spesifik dan berbeda dengan metode penelitian lain. Beberapa prosedur
analisis isi yang biasa dilakukan dadalah sebagai berikut:
1.
Perumusan Masalah. Analisis isi dimulai dengan rumusan
masalah penelitian yang spesifik. Misalnya, “Bagaimana kualitas pemberitaan
surat kabar di Indonesia?”
2.
Pemilihan Media (sumber data). Peneliti harus menentukan
sumber data yang relevan dengan masalah penelitian. Suatu observasi yang
mendalam terhadap perpustakaan dan berbagai media massa seringkali akan
membantu penentuan sumber data yang relevan. Peenentuan periode waktu dan
jumlah media yang diteliti (sample) bila jumlahnya berlebihan, juga penting
titentukan pada tahap ini.
3.
Definisi Operasional. Definisi operasional ini berkaitan
dengan unit analisis. Penentuan unit analisis dilakukan berdasarkan topic atau
masalah riset yang telah ditentukan sebelumnya.
4.
Pelatihan Penyusunan Kode dan Mengecek Realiabilitas. Data
kuantitaif yang diperoleh dengan analisis isi dapat dianalisis dengan teknik
statistic yang baku. Penulisan laporan dapat menggunakan format akademis yang cenderung baku dan
menggunakan prosedur yang ketat atau dengan teknik pelaporan popular versi
media massa atau buku.data dianalisis juga dalam bentuk Coding Sheets.[3]
- Tahap-tahap Analisis Isi
Untuk melakukan penelitian analisis isi, diperlukan beberapa
tahap sebagaimana berikut:
1.
Pernyataan penelitian atau Perumusan Masalah
Pertanyaan penelitian dapat disebut sebagai kunci pembuka
kegiatan penelitian sehingga memungkinkan peneliti secara leluasa melihat
permasalahan yang terjadi. Setidaknya ada tiga komponen yang perlu ditampakkan,
yaitu suatu hal yang dikaji dan terdokumentasi, pada media tertentu, dan berada
pada periode tertentu. Contoh pertanyaan penelitian: “Sejauh mana netralitas
pemberitaan pemilihan Gubernur DKI yangh disajikan oleh Surat Kabar Rupublika
dan Koran Tempo pada edisi 1 Juni sampai dengan 30 September 2012?”.
2.
Pemilihan Media (Sumber Data)
Peneliti harus menentukan sumber data yang relevan dengan
masalah penelitian. Suatu observasi yang mendalam terhadap perpustakaan dan
berbagai media massa seringkali akan membantu penentuan sumber data yang
relevan. Penentuan periode waktu dan jumlah media diteliti (sampel), bila
jumlahnya berlebihan juga penting untuk ditentukan pada tahap ini. Pada contoh
di atas, maka sumber data berasal dari pemberitaan Republika dan Koran Tempo.
Sedangkan periode waktunya hanya antara 1 Juni sampai dengan 30 September 2012.[4]
3.
Definisi Operasional
Definisi Operasional ini berkaitan dengan unit analisis.
Penentuan unit analisis dilakukan berdasarkan topic atau masalah riset yang
telah ditentukan sebelumnya.
4.
Penyusunan Kode atau Mengecek Reabilitas
Kode dilakukan untuk mengenali ciri-ciri utama kategori.
Idalnya dua atau lebih kode sebaiknya meneliti secara terpisah dan
realibitasnya dicek dengan cara membandingkan satu demi satu kategori.
5.
Analisis Data dan Penyususnan Laporan
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disusun laporan
penelitian dengan menggunakan format sesuai kaidah akademis.
6.
Karakteristik
Adapun
karakteristik khas dari metode nalisis isi adalah:
a. Penelitian analisis isi menggunakan
media sehigga praktis hanya terjalin dalam hubungan antara peneliti dan objek
non manusia yang ditelitinya. Peneliti tidak dapat mengintervensi obhek yang
diteliti. Ini berbeda dengan metode riset yang lain, misalnya wawancara dan
observasi.
b. Penelitian dengan metode analisis
isi bias dilakukan oleh peneliti di tempat kerjanya. Peneliti tifdak harus
turun ke lapangan karena semua bahan penelitian dapat dihadirkan atau
dikumpulkan di tempat peneliti. Dengan pertimbangan tempat yang demikian,
peneliti dengan metode analisis isi memiliki keleluasaan waktu dalam
pengerjaannya.[5]
c. Penelitian metode analisis isi hanya
berkait dengan data terdokumentasi yang secara eksplisit terekam indera
manusia. Data yang demikian cenderung tidak akan berubah dan imun terhadap
intervensi peneliti.
d. Riset analisis isi cenderung lebih
murah dibandingk dengan metode penelitian yang lain dan sumber data lebih mudah
diperoleh.
e. Analisis isi ddapat dilakukan ketika
penelitian survey tidak dapat dilakukan.[6]
- Kelebihan dan Kekurangan Analisis Isi
Kelebihan analisis isi:
1.
Tidak dipakainya manusia sebagai objek penelitian sehingga
analisis isi baisanya bersiafat non-reaktif karena tidak ada orang yang
diwawancarai, diminta mengisis kuesioner atau dimintqa datang ke laboratorium.
2.
Analisis isi dapat digunakan ketika penelitian survey tidak
dapat dilakukan.
Kekurangan analisis isi:
a.
Kesulitan menentukan sumber data yang memuat peas-pesan yang
relevan dengan permasalahan.
b.
Analisis isi tidak dfapat dipkai untuk menguji hubungan
anatar variable, dan tidak dapat melihat sebab akibat hanya dapat menerima
kecenderungan (harus dikombinasikan dengan metode penelitian lain jika ingin
menunjukkan hubungan sebab-akibat).[7]
[1] Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, (Jakarta:
Kencana prenada media group, 2008), hlm. 155 – 156.
[3] Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi,
(Jakarta: Kencana prenada media group, 2007), hlm.247.
[7] Rakhmat ,Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi, (
Rosdakarya: Bandung, 1999) hlm 247.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar