Senin, 05 Mei 2014

Maharah Kitabah


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
            Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungannya. Demikian pula halnya dalam dunia pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan khususnya tujuan pembelajaran tersebut maka perlu adanya evaluasi. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dapat dilihat dari sejauh mana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh seluruh siswa di kelas itu. Pada dasarnya hasil belajar siswa dapat dinyatakan dalam tiga aspek, yang biasa disebut dengan domain atau ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
            Dalam  proses  pengajaran, tes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui  tercapai atau tidaknya suatu standar kompetensi yang telah dipelajari oleh siswa di setiap pembelajaran. Tes bahasa dirancang dan dilaksanakan untuk memperoleh informasi mengenai hal ihwal yang berkaitan dengan keefektifan pengajaran bahasa yang dilakukan, salah satunya adalah tes pembelajaran Bahasa Arab.
            Maharah Kitabah merupakan komponen penting dalam pembelajaran bahasa Arab, ia adalah salah satu dari empat keterampilan bahasa yakni Maharah Istima’, Maharah Kalam, Maharah Qiro’ah, dan maharah kitabah. Dalam proses peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab pada suatu lembaga pendidikan, sangat diperlukan adanya evaluasi yang tepat untuk mencapai 4 maharah tersebut, khususnya maharah kitabah atau menulis, yangmana aktivitas menulis ini memungkinkan siswa untuk memikirkan dan menggambarkan pengalaman yang mereka miliki. Oleh karna itu, dalam makalah ini akan disampaikan desain evaluasi maharah kitabah dan penyekorannya yang meliputi: definisi, komponen, aspek, unsur, tujuan, tingkatan dan bentuk maharah kitabah, desain evaluasinya serta penyekoran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari maharoh kitabah atau menulis ?
2.      Apa sajakah kompenen dan unsur dalam maharoh kitabah ?
3.      Bagaimanakah bentuk pengajaran dalam maharoh kitabah ?
4.      Oval: 1Bagaimanah bentuk evaluasi dalam maharoh kitabah ?
5.      Bagaimanakah cara penyekoran dalam kitabah ?
C.     Tujuan Makalah
1.      Mengetahui pengertian kitabah atau menulis.
2.      Memahami aspek dan kompenen dalam kitabah.
3.      Memahami bentuk pengajaran dalam maharoh kitabah.
4.      Memahami desain evaluasi dalam maharoh kitabah.
5.      Mengetahui cara penyekoran dalam kitabah.
























BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Kitabah atau Menulis
Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan fluktuasi. Seseorang dapat disebut sebagai penulis karena memiliki kemahiran menuangkan ide, gagasan, dan perasaan secara runtut dalam bentuk tulisan. Apa yang dituliskan mengandung arti dan manfaat yang membuat orang lain merasa perlu membaca dan menikmatinya.
Keterampilan menulis adalah keterampilan tertinggi dari empat keterampilan berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lain yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Seperti kita ketahui bahwasanya pembelajaran kitabah dalam bahasa Arab terpusat pada tiga hal, yaitu kemampuan menulis dengan tulisan yang benar, memperbaiki khath, dan kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail. Tiga komponen ini dalam pembelajaran kitabah tidak bisa dipisahkan, karena satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Dalam proses pembelajaran kitabah harus mempertimbangkan beberapa hal seperti organisasi kalimat ke dalam paragraf, bagaimana paragraf-paragraf tersebut digabungkan dan pengaturan gagasan kedalam suatu wacana yang padu secara jelas. Kejelasan ini bergantung pada fikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat.[1]
B.     Komponen, Aspek dan Unsur dalam  Maharah Kitabah
Oval: 3Seperti halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Namun dalam penggunaan bahasa sehari-hari berbicara dilakukan dalam jumlah dan frekuensi yang lebih tinggi daripada menulis. Selain frekuensinya yang tinggi berbicara pada umumnya dilakukan secara spontan, tanpa banyak kesempatan untuk memperhatikan kaidah penggunaan bahasa secara semestinya. Oleh karna itu, sekurang-kurangnya ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis ini, yaitu:
·         Penguasaan bahasa tulis, meliputi kosa kata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan, fragmatik dan sebagainnyaPenguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis.
·         Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan. Yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah dan sebagainnya.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa aspek-aspek dalam maharah kitabah adalah al-qowaid(nahwu dan sharaf), imla’ dan khot. Adapun unsur-unsur dalam kitabah adalah al-kalimah, al-jumlah, al-fakroh dan ushlub.[2]
Tujuan maharah kitabah dalam pembelajaran bahasa diantaranya adalah: mampu memahami beragam wacana tulisan, mampu mengekspresikan berbagai macam pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai tulisan. Disamping itu, pembelajaran ketrampilan menulis juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial juga untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara tertulis, dan memiliki kemampuan menggunakan bahasa untuk bermacam-macam tujuan keperluan dan keadaan[3]
Dalam buku lain dikemukakan bahwa tujuan pembelajaran ketrampilan menulis berdasarkan tingkatannya diantarannya:
Tingkat pemula
1.       Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana.
2.      Menulis satuan bahasa yang sederhana.
3.       Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana.
4.         Menulis paragraf pendek.
Tingkat menengah
1.        Menulis pernyataan dan pertanyaan.
2.         Menulis paragraph.
3.         Menulis surat.
4.      Menulis karangan pendek
5.       Menulis laporan.
Tingkat  lanjut
1.       Menulis paragraph.        
2.       Menulis surat.
3.      Menulis berbagai jenis karangan.
4.      Menulis laporan.[4]
C.     Bentuk Pengajaran Maharoh kitabah (menulis)
Kaitan dengan desain evaluasi, tentu saja perlu mengenal beberapa bentuk pengajaran. Dalam pengajaran menulis, proses pembelajarannya bisa dengan beberapa tingkatan yaitu di mulai dengan pembelajaran imla’ sampai ta’bir/insya’, sebagaimana berikut:
Pembelajaran Imla’
1.      Imla’ manqul
Tingkat pertama dalam pembelajaran menulis bahasa Arab ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam menulis huruf, dan kata bahasa Arab. Pada tingkat ini hendaknya tidak hanya terfokus pada cara penulisan huruf tapi juga diikuti dengan latihan-latihan lain seperti tarkib, qawaid yang juga dipelajari kalam dan qiraah.
Tingkat ini biasa digunakan untuk pemula yang biasanya ketrampilan menulis dimulai dari:
           Memberi syakal (harakat) pada tulisan yang ada
           Latihan menulis dari kanan ke kiri
           Memindahkan kalimat dari papan tulis ke buku sendiri
           Menghubungkan antara kalimat satu dengan kelimat lain
           Menulis kalimat yang benar dari segi mufrodat dan tarkib.
2.       Imla’ Mandhur
Tingkat imla’ ini kelanjutan dari imla’ manqul, semisal dengan: Meminta siswa menulis sebagian kalimat atau jumlah yang telah dipelajari, dibaca dan ditulis dalam imla’ manqul tanpa melihat kembali pada buku. Kemudian membandingkan tulisan yang ditulis dalam imla’ mandhur dengan tulisan pada imla’ manqul dari sisi kebenaran tulisannya.
3.      Imla’ Ikhtibary
Imla’ ikhtibary ini pelaksanaanya membutuhkan tiga kemampuan, yaitu kemampuan mendengar, kemampuan menghafal apa yang didengar dan kemampuan untuk menuliskan apa yang didengar skaligus dalam waktu yang sama. Imla’ ikhtibary ini bertujuan untuk:
1). Memperkuat hubungan antara suara dan rumus yang telah dipelajari siswa ketika membaca. Siswa-siswa yang tidak bisa melihat kata dan mengucapkannya tidak akan bisa menulis kata itu dengan benar dalam imla’.
 2). Mengevaluasi perkembangan dan kemajuan ingatan terhadap yang didengar siswa.
Dalam bahasa lain imla’ juga bisa dikatakan dengan menulis terkontrol, yangmana diantara contohnya adalah:
1.      Dikte (dictation), yaitu mendikte baris-baris sebuah wacana.
2.       Menyusun kalimat (sentence combine)
3.       Menyimpulkan (reducing), siswa diminta menulis kembali sebuah wacana
Pembelajaran Ta’bir/Insya’
Pembelajaran ta’bir ini terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu:
1.      Ta’bir/insya’ Muwajjah (terbimbing)
Pada tingkat ini siswa telah mengenal ejaan dengan beratus-ratus kata dan telah menguasai perbendaharaan kata yang banyak serta telah berkembang konsep-konsep kebahasaannya. Mereka disiapkan untuk berlatih menulis dengan menggunakan bentuk-bentuk tata bahasa, susunan-susunan bahasa yang telah diperoleh pada pelajaran kalam, qiraah dan imla’. Pada pembelajaran tingkat ini harus dimulai bertahap dari menulis sederhana dengan menulis satu kalimat kemudian berkembang menjadi beberapa kalimat kemudian berlanjut menjadi satu paragraf kemudian dua paragraf dan seterusnya[5].
Contoh dari pada menulis terbimbing ini adalah:
a.       Menggunakan gambar (picture description)/ mendeskripsikan sebuah gambar.
b.      Cerita dengan gambar (picture sequence essay), menceritakan proses gambar.
c.       Membalas surat (replying to letters).
d.      Merangkum (making summary), guru membacakan sebuah wacana secara intensif dan meminta siswa menulis ringkasannya.
e.       Menggabungkan (making connections),menggabungkan kata/kalimat yang terpisah-pisah.[6]
2.      Ta’bir /insya’Hurr   
Tingkatan ini merupakan tingkat terakhir dari pembelajaran menulis. Pada tingkat ini siswa diberi kebebasan untuk memilih tema, mengembangkan pikiran-pikirannya, penggunaan mufradat atau tarkib dalam tulisannya, akan tetapi bukan berarti siswa lepas dari bimbingan dan bantuan guru. Dan pada tingkat ini siswa sampai pada tingkat kreasi dalam menggunakan bahasa Arab walaupun tidak sampai pada tingkat seperti ketika manggunakan bahasa ibu.
D.    Bentuk Evaluasi Kitabah
Ada banyak model yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan menulis bahasa arab, seperti; takwin jumlah, tartib al-kalimat, tahwil, washf, talkhis, kitabatul faqrah, kitabah al-maqal, dan lain sebagainya[7][15]. Diantara model evaluasi maharah kitabah adalah sebagai berikut:
1.      احتبار كتابة الحروف ( tes menulis  huruf)
Tes ini merupakan tes tingkatan paling rendah, yakni tes yang digunakan untuk mengevaluasi siswa dalam penguasaan huruf, dengan cara guru membacakan huruf alphabet dan murid menuliskannya. Contoh :
 ( ب، س، ع، غ، ص)   !اكتب الحروف التي تسمعها  
2.      احتبار كتابة المقاطع ( tes menulis potongan kata)
Caranya tes ini guru mengucapkan potongan-potongan kata dan meminta murid untuk menuliskannya. Contoh:
 (سا، لي، مو، فا، قي، را): !اكتب المقاطع التي تسمعها
3.      احتبار المحاك            
Caranya guru menuliskan dipapan tulis kalimat, kemudian siswa menuliskannya dengan memperhatikan penulisannya. Tujuan daripada tes ini adalah mengukur kemampuan siswa dalam menuliskan huruf, potongan kata, kata, dan kesesuaian huruf serta memberikan tanda baca kepadanya.

           4.     احتبار الإملاء: الاستكتاب
Ada bermacam-macam cara untuk mengukur imla’, salah satunya adalah menuliskan sesuatu yang didengar. Contoh:
 !  اكتب الكلمات الآتية التي تسمعها
موسى، عصا، دمى، سؤال، سئل، سأل، أسئلة، ذهبوا، معلمو
           5.      احتبار الإملاء: دمج الوحدات(tes imla’: menyatukan kata)
Imla’ jenis ini adalah menyatukan potongan-potongan huruf menjadi sebuah kata utuh. Contoh:
ادمج الوحدتين في كلمة واحدة وعدل ما يجب تعديله!
ها + ذا   = ------------------
جاء + وا            =-----------------
رؤساء  + كم =------------------
رؤساء + كم =-------------------
رؤساء + كم =-------------------
على + ما ؟  =---------------------
إلى + ما ؟   =---------------------
من + ما ؟   =-----------------------

            6.      احتبار الإملاء: الأحكام
Ada juga tes imla’ dengan cara الأحكام yakni mengujikan hukum-hukum imla’. Seperti hukum hamzah washal dan hamzah khoto’, lam syamsiyah dan lam qomariyah, alif mamdudah
 dan alif maqsuroh, dll. Seperti contoh:
بين كيف تكتب الهمزة  في الحالات الآتية:
1.      همزة متوسطة مفتوحة بعد ضم =---------------------
2.      همزة متوسطة مكسورة بعد فتح =---------------------
3.      همزة متطرفة بعد ضم =-----------------------------
7.      احتبار الإملاء: الاختيار من متعدد
Dalam tes ini akan nampak kumpulan dari kata-kata semisal berjumlah 4 yang 3 salah dalam penulisannya dan yang satu benar. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang benar dari beberapa jumlah tersebut. Contoh:
ضع دائرة حول الكلمة الوحيدة الصحيحة إملائيا في كل مجموعة:
أ‌.         مَشَى، دَعَى، سَعَا، هَفَى
ب‌.     آباءُهم، آباءِهم، يقرَؤُ، آباءَهم
8.      احتبار الإملاء: الاشتقاق
Tes ini meminta siswa untuk mengistiqoqkan (merubah bentuk) satu kalimat kedalam kalimat lain. Tujuannya bukanlah mengukur istiqoq tetapi untuk mengukur imla’. Maka dari itu diberikan wazan istiqoqonya dalam setiap kalimat. Contoh:
اكتب المشتق من كل فعل ممايلي حسب الميزان المذكور:
            أَكَّدَ---------------- مُفَعَّل
            أَمَرَ -------------- يَفْعُل
            أخَذَ -------------- يُفْعَل
            بَدَأ --------------- مفعول
            اقرأ -------------- افعَلاَ
9.      احتبار الإملاء: الإضافة
Guru memberikan satu kalimat dan siswa diminta menuliskannya kembali dengan penambahan satu huruf (contoh 4 dan 5 ), beberapa huruf (contoh 1 dan 2 ) atau juga memberikan tanwin (contoh 3).
 Contoh 1:
أضف الحرف أو الحروف التالية لكل كلمة مما يلي وأعد كتابتها:
            اقرأ + ي =----------------
            يقرأ + ان =-------------------
            يقرأ + ون =---------------
            قرأ + تم = -------------------
Contoh 2:
أضف (ان) إلى الكلمات الآتية:
            يقرأ -------------                          بناء --------------
            يبدأ --------------                          جزاء -------------
            يجري -----------                          جريء ------------
Contoh 3:
أضف تنوين نصب إلى الكلمات الآتية:
            كتاب --------------
            سماء --------------
            رجال --------------
Contoh 4:
أضف ألفا ممدودة أو مقصورة لإمكال الكلمات الآتية:
            ذُرَ -------------
            جَدْوَ-------------
            رِبَ ------------
            سَنَ -------------
Contoh 5:
أضف تاء مفتوحة أو مضمومة إلى كل مما يلي:
            صَبَرَ --------
            صَبَرْ --------
            كَبِيْرٌ ---------
            فَرِيْدٌ ----------
10.  احتبار الإملاء: كشف الخطأ
Siswa membaca kalimat atau paragraph yang bersambung , kemudian memberikan garis bawah kepada kata yang salah dan membenarkannya.
11.  احتبار الإملاء: الكلمة المحذوفة
Siswa diberi nash tertulis yang di dalam nash tersebut ada kata yang dihilangkan (contoh 20 kata). Guru membacakan teks dengan sempurna tanpa menghilangkan beberapa kata. Dan murid diminta untuk melengkapi kata yang hilang.
12.  اختبار الترقيم
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memberikan tanda baca dalam nash tertulis, seperti koma, titik, tanda Tanya, tanda seru, dls.
 Contoh 1:
هذا نص خال من علامات الترقيم. أضف إليه ما يناسبه من علامات الترقيم.
Contoh 2:
هذا نص فيه بعض علامات الترقيم، ولكن تنقصه خمس علامات  ترقيم فقط. أضف هذه العلمات حيث يلزم.
Contoh 3:
هذا نص تنقصه بعض علامات الترقيم. ضع علامة الترقيم المناسبة في الفراغ المحدد.
Contoh 4:
أضف خمس فواصل وعلامة استفهام واحدة وعلامة تعجب واحدة إلى هذا النص.
Contoh 5:
أضف نقطة أو فاصلة (حصبما يلزم) في الفراغ المحدد في الفقرة الآتية.
Contoh 6:
أضف علامة الترقيم المناسبة في الفراغ المحدد إذا كان ذلك ضرورياً.

13.  احتبارات الكتابة المقيدة
Sangat mungkin mengukur kemampuan menulis siswa dengan berbaggai cara lewat pembatasan sebagai mana berikut:
a.       Ihtibarul istibdal bikalimatin murodifatin (Tes mengganti kata dengan sinonim)
Contoh :
استبدل ما تحته خط بكلمة مرادفة:
قاتل الجندي قتال الأبطال (  ) ومات (   ) في سبيل الله. وكان خير نمودج (   ) لر فاقه.
b.        Ihtibarul istibdal bikalimatin mudodatin (Tes mengganti kata dengan antonim)
Contoh :
استبدل ما تحته خط بكلمة مضادة:
كان الرجل كريماً  (   ) جداً وكان الناس يمدحونه  (    ) لهذه الصفة الحميدة (   ) . وكان مثالا للشجاعة (    ) و الأمنة  (    ) و الصدق (   ).
c.        Ihtibar tahwilul afal, (yakni merubah dari satu fi’il ke fi’il lain).
Contoh :
غير الأفعل من الماضي إلى المستقبل و غير كلمات الزمان ذات الصلة.
سافر (   ) إلى أوروبا في العام الماضي (   ) ليلتحق بجامعة في روما من أجل إتمام دراساته العليا.
14.  إحتبار تصحيح الفقرة
Siswa diberi bacaan kemudian diminta untuk membenarkan bacaan yang salah. Tes ini memiliki banyak bentuk diantaranya sebagai berikut:
a.       Ihtibaru ahtoun nahwi, yakni membenarkan kesalahan gramatika dalam suatu bacaan.
b.      Ihtibaru ahtoul mufrodat, yakni membenarkan kesalahan penggunaan kosa kata dalam suatu bacaan.
c.       Ihtibaru ahtoul imla’, yakni membenarkan dalam kesalahan penulisan.
d.      Ihtibaru ahtoul huruful jarri, yakni membenarkan kesalahan penggunaan huruf jer siswa dalam bacaan.
15.  اختبارات تحلل الفقرة
Siswa diberi satu paragraph yang benar atau juga terkadang terdapat kesalahan, dan siswa diminta menjawab pertanyaan tertentu. Tes ini tidak mencakup produktifitas menulis, akan tetapi lebih pada kemampuan dalam menulis suatu paragraph. Beberapa contoh dalam tes ini adalah sebagai mana berikut:
a.       Ihtibaru ihtiyarul unwan, yakni memilih judul dan tema yang tepat dari empat pilihan untuk suatu bacaan.
b.      Ihtibaru wad’ul unwan, yakni member judul.
c.       Ihtibaru farazul jumlah ar roisiyah, yakni membaca sebuah bacaan dan membubuhi tanda garis bawah pada kalimat pokok dalam setiap paragraph.
16.  اختبارات الإنشاء الموجَّه
Tes ini menekankan pada ta’bir bil kitabah atau menulis. Tetapi berbeda dengan insya’ hur. Adapun macam-macam dari tes ini adalah sebagai berikut:
a.       Mengkritisi film
b.       Mendiskripsikan gambar
c.       Mengkritisi dialog atau wawancara
d.      Membalas surat
e.       Menyempurnakan bacaan
f.        Mendiskripsikan peta
g.        Mengembangkan kerangka penulisan menjadi paragraph.
E.     Cara penyekoran evaluasi maharah kitabah
Sebagian dari tes maharatul kitabah adalah tes objektif. Seperti ihtibaratul imla’, tarkim, dan kitabah mukayyadah. Tetapi sebagian juga dengan tes esay seperti ihtibaru insya’ al hur, al muwajjah, dan talhis.
Dalam penyekoran kitabah, bisa mencakup  unsur-unsur tertentu,  misal: Soal imla’ (ihtibar min muta’addid) berjumlah 20, soal ihtibar idlofah berjumlah 10, soal insya’ muwajjah ( mendeskripsikan gambar) berjumlah 5. Untuk mencapai nilai 100 maka rumus yang digunakan adalah:
         Imla’ (ihtibar min muta’addid), setiap jawaban mempunyai derajat nilai 2, maka mempunyai nilai 40.
         ihtibar idlofah, setiap jawaban mempunyai derajat nilai 3, maka mempunyai nilai 30.
         insya’ muwajjah ( mendeskripsikan gambar), setiap jawaban mempunyai derajat nilai 6, maka mempunyai nilai 30.
Contoh real:
Seorang siswa mengerjakan soal bahasa Arab, dalam Imla’ (ihtibar min muta’addid), benar 17. Dalam ihtibar idlofah, benar 7. Dan dalam insya’ muwajjah ( mendeskripsikan gambar) benar 3. Maka perhitungan nilainya adalah sebagai berikut:
Soal
Jawaban benar
Rumus
Nilai
Imla’ (ihtibar min muta’addid)
17
JB x 2
34
ihtibar idlofah
7
JB x 3
21
insya’ muwajjah (mendeskripsikan gambar)
3
JB x 6
18
Jumlah nilai
73





[1] Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, (Tiara Wacana: Jogjakarta) hal. 327.
[2] Fuad Ahmad, Maharatul Lughawiyah, Mahiyatuha wa Turuqu Tadrisuha. (Darul Muslm:Riyad1992) hal. 190.
[3] Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, Tiara Wacana: Jogjakarta, 326
[4]. Iskandarwassid, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa, Remaja Rosda Karya: Bandung, Hal. 292-293
[5]. Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab, (UIN Malang Press: 2008, Malang),Hal. 49-60.
[6].  Furqanul, dkk, Pengajaran Bahasa Komunikatif (Teori dan Praktek), Remaja Rosda Karya: Bandung, hal 131.
[7].  H.M. Abdul Hamid, MA, mengukur kemampuan bahasa arab untuk studi islam, (malang: UIN Maliki press, 2010), hal 75.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar